Daerah  

Gandeng PGRI, DP3A Kota Bogor Gelar Pelatihan Konvensi Hak Anak Bagi Puluhan Tenaga Pendidik SMP Swasta se-Kota Bogor

Puluhan Tenaga Pengajar SMP Swasta se-Kota Bogor ikuti Pelatihan Konvensi Hak Anak yang digelar oleh DP3A kolaborasi dengan PGRI pada Kamis (27/10/22)

KOTABOGOR(Literasi.co.id) – Gencarkan kegiatan menuju Kota Layak Anak, Dinas Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DP3A ) Kota Bogor menggandeng PGRI Kota Bogor kali keduanya dalam menggelar Pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA) khusus untuk tenaga pendidik SMP Swasta se-Kota Bogor, yang bertempat di Gedung PGRI Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah pada Kamis (27/10/22).

Iceu Pujiati Kepala DP3A Kota Bogor menuturkan, kegiatan pelatihan konvensi hak anak merupakan rangkaian agenda yang sudah terprogramkan dan mentargetkan Kota Bogor menjadi kota layak anak. Sebelumnya, pihaknya sudah melaksanakan kegiatan yang sama, yang diperuntukkan bagi tenaga pendidik SDN se-Kota Bogor.

” Tujuan utamanya adalah bagaimana seluruh tenaga pengajar atau guru bisa memahami hak-hak dan perlindungan bagi anak-anak, maka hari ini kita berikan edukasi tentang konvensi hak anak. Nah saya harapkan outputnya semua para guru bisa seutuhnya memahami apa itu hak anak yang harus dipenuhi,” ungkap Iceu pada media, Kamis (27/10/22).

Karena DP3A Kota Bogor memiliki target predikat utama kota layak anak bagi Kota Bogor, untuk menuju target inilah harus didukung semua unsur seperti pihak pemerintahan, masyarakat, lembaga pemerhati anak dan termasuk naungan dan wadah para guru yaitu PGRI itu sendiri.

” Tahun ini kita targetkan predikat utama kota layak anak di Kota Bogor, nah hingga tahun 2022 ini kita masih di status predikat Nindya. Maka kami gencarkan edukasi dan sosialisasi ini di semua lapisan dan unsur, pihak kami juga butuh dukungan serta sinergitas dari semua kalangan mulai dari pemerintahan, lembaga pemerhati anak, pihak PGRI hingga semua lapisan masyarakat,” papar Iceu.

Senada juga di sampaikan oleh Dewan Pembina PGRI Kota Bogor, Ade Syarif, langkah pihak DP3A untuk menggandeng pihak PGRI dalam program pelatihan konvensi hak anak sudah sangat tepat sekali, karena PGRI merupakan wadah para tenaga pengajar dan sisi lain, karena semua anggota PGRI harus memposisikan sebagai orang tua bagi anak didik ketika disekolah.

“Guru itu bukan hanya mengajarkan tentang pelajaran matematika, IPA atau yang lainnya, justru yang paling penting adalah merubah cara berpikir, cara pandang anak didiknya ke arah yang lebih baik dan positif. Karena persentasi pengawasan bagi anak yang paling lama justru ada di pihak orang tuanya, maka alangkah baiknya dibangun komunikasi pihak sekolah dengan orang tuanya secara intens dan masiv,” beber mantan Sekdakot Bogor.

Dalam kesempatan yang sama juga, Ade Sutisna Ketua PGRI Kota Bogor sangat mendukung sekaligus mengapresiasi program pelatihan konvensi hak anak ini dengan pihaknya. Dia mengatakan, ketika program ini berjalan dan pihak tenaga pengajar tahu hak-anak anak, maka diharapkan tidak ada lagi kasus-kasus yang tidak diinginkan.

“Hasil dari edukasi dan pelatihan hari ini bagi semua tenaga pendidik, menginginkan yang berkaitan dengan kasus-kasus pada anak seperti Bullying atau perundungan pada anak atau kekerasan fisik hal yang sangat tidak diinginkan akan semakin menurun. Semuanya kembali dengan niat dan dibarengi dengan progres kegiatan yang akan mengarah ke predikat layak anak, kita optimis bisa meraih predikat itu dengan kolaborasi dan jalinan kerjasama antar institusi termasuk dengan semua elemen masyarakat,” pungkas Ade.