Opini  

Inmemorial Almarhum Kakak Ramona, Terimakasih Atas Budi-Baikmu

Oleh: Apendi Arsyad

Terima kasih kemenakanku Tomo telah memposting photo-photo suasana duka dan takziah di rumah duka di Desa Kompe Berangin, Cerenti.

Saya (ocu) barusan selesai membaca kitab suci Al Quran, surat Yasin (36) dan seraya berdoa, semoga arwah Almarhumah (alm) kakak Romana diterima ditempat terbaik dan mulia disisi Allah SWT.

Kakak Ramona yang saya kenal, orangnya baik. Saya (ocu) Apendi tempo doeloe sekitar tahun 1972-1976 sempat menjadi bagian dari anggota keluarga onga H Baidar Arsyad-alm Hj Ramona.

Saya bergabung dan diangkat onga menjadi bagian keluarga, dengan bekerja di kedainya, bekerja di luar rumahnya (padang pengembalaan dan belungkang pengangkut karet), bekerja urusan dagang, urusan harta (gembala sapi kerbau) dan urusan dapur) dan terakhir teramat penting urusan sekolah serta urusan hiburan setiap pekan, hari Senin dapat uang jajan.

Tapi saya tetap tidur dan istirahat pada malam hari di rumah omak Hj Darana bin Djamin, yang kebetulan rumahnya berdekatan dengan kedai onga H Baidar.

Saya mengenal dekat kakak Romonah orangnya baik, orangnya tidak banyak bicara (kalem), sulit senyum tapi terkadang bisa juga tertawa-tawa apabila ada hal atau sesuatu yang dilihat menyenangkan.

Alm kakak Hj Ramona, di masa muda orangnya cantik, apabila hari Senin ke pasar Cerenti, beliau berbelanja kebutuhan dapur. Ketika berangkat dan pulang dari pasar rutin setiap minggu, bagi para ibu-ibu (omak-2) berkesempatan berdandan, berhias dan mempercantik diri pergi ke pasar. Dari sinilah saya sebagai adik iparnya bahwa memang kakak ipar saya itu kakak Ramona betul-netul cantik.

Alm kak Ramona, yang saya tahu dan rasakan pandai memasak. Masakan yang disajikan alm kak Ramona di meja untuk sarapan pagi, makan siang dan malam, semuanya enak dan lezat dimakan.

Saya tahu mengapa demikian? saya lihat jawaban dari perilaku onga H Baidar, dimana kakak kandung saya itu adalah seorang saudagar ghotah (karet) yang sukses, “kaya” dan banyak uang (duik), punya selera makannya “tinggi”, agak mirip pola makannya ayah saya alm H Arsyad Kahar.

Pengalaman saya sehari-hari di rumahnya, saya pernah melihat beberapa kali onga H Baidar membuka saji-tutup makanan di meja makan. Jika masakan “kurang cocok selera”, onga tutup lagi itu saji dengan tidak berkomentar apa-ap, diam seribu bahasa.

Kemudian onga Baidar keluar rumah, ambil sepeda Rallaig atau naik motor Honda berangkat ke kedai (resto) di pasar untuk makan berat dan atau mengopi dengan makan lontong, pical, soto, sop, nasi padang dll. Begitulah tabiat ongaku, dalam soal menu makan agak “cerewet”, sehingga membuat alm kakakku Ramona sebagai ibu rumah tangga bekerja keras dan rajin memasak aneka makanan yang disukai onga.

Terus tentang soal aneka masakan di rumah menunya cukup bervariasi, berganti-ganti setiap sore ada makan. Dibuat ada selingan seperti goreng pisang, rubusan, bubur kacang hijau, dll. Pokoknya hidup dengan keluarga onga Baidar makananku terjamin gizi dan rasanya, karena ada orang nama Ramona, yang telah wafat pada Ahad pagi, tanggal 15 Agustus 2021.

Setahu saya, alm kakak Ramona sangat taat pada suaminya, dan maaf patuh juga sama ibu mertuanya Hj Darana bin Djamin (wafat 23/2-2021 di usia 106 tahun).

Konsekuensi ketaatan ini, berpengaruh terhadap kehidupan masa depan saya seorang anak yatim, adiknya bisa bersekolah di SDN No 1 Cerenti, SMPN Cerenti dan SMPPN 49 Pku Riau, semuanya dibiayai keluarga Onga Baidar, barang-tentu adanya dukungan dari istri onga tercinta, kakak Ramona.

Kakak Alm Ramona, perilakunya sederhana, walaupun suaminya banyak uang dan harta, perilakunya almarhumah tetap berpenampilan wajar, biasa dan tidak sombong.

Walaupun orangnya tidak banyak bicara, agak pendiam, dan dengan saya pun adik ipar yg tinggal di rumah sangat jarang kami mengobrol. Tapi saya dan kakak Ramona saling memahami.

Saya bekerja membantu onga Baidar sepulang sekolah dan libur sekolah, siang berdagang, membeli karet dari para penyadap karet (panskiak) di Desa Kampung Baru dan Candi, sambil menjaga kodai (warung sembako) di bukit gudang.Kampung Baru Cerenti.

Selain itu; selain membantu saya juga membantu kakak Ramona seperti mengambil air untuk memasak di sungai batang Kuantan, mencari “kayu api” untuk memasak yang ada di pinggir hutan dan perkebunan karet (ghotah) biasa bekerja untuk ini pada hari Ahad; dan membantu memandikan anak-anaknya ke sungai Kuantan di sore hari, yang sering saya mandikan balita Roni dan Yeni.

Anaknya onga Baidar dgn alm Kakak Ramona, jika tidak salah ada beberapa meninggal dan yang hidup hidup hingga sekarang ada 6 orang yaitu Toni, Yeni, Roni, Yeli, Uwan dan Iles, 5 orang sudah berkeluarga dengan memberikan sejumlah cucu yang cakep-cakep seperti alm neneknya Ramona.

Saya mendoakan semoga anak dan cucu sehat, cerdas dan berbahagia hidup berkeluarga, dan selalu mendoakan almarhum ibunya dan juga mau dan mampu merawat ayahnya onga H Baidar yang kini mulai uzur karena telah berusia 80 tahun lebih.

Onga H Baidar sudah sangat sepuh perlu perhatian keluarga, mukim di kampung Desa Kompe Berangin Cerenti Kabupaten, Kuansing Riau.

Saya sangat menaruh hormat kepada onga H Baidar, karena beliaulah salah seorang yang sangat berjasa dalam perjalanan “menyelamat” hidupku sebagai anak yatim yang baru ditinggal mati ayahku tercinta, masa itu baru duduk di kelas 2 SD (alm H Arsyad bin Kahar wafat 23/3-1971).

Saya terus dan bisa bersekolah SD, SMP, SMA hingga dukungan ke Perguruan Tinggi, semester 1- 4 di IPB di Bogor berkat jasanya dengan sabar mendukung lahir dan bathin adalah onga H Baidar dan istri. Alhamdulliah saya tidak sampai menjadi “anak terlantar” (gembel), orang tak berguna, dan atau sebagai “penakiak ghotah” di kampung yang hidup seadanya, keluarga sangat sederhana.

Sebagai manusia yang tahu budi-baik, menghargai jasa seseorang. Pada kesempatan, melepaskan jenazah almarhum kak Ramona saat ini (Ahad siang, tanggal 15-8-2021), saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak iparku alm Ramona atas segala bantuannya, yang semasa hidupnya turut andil dalam menjemput dan meraih masa depanku AA ke arah yang baik, bahkan terbaik sebagaimana yang saya rasakan saat ini.

Saya bersyukur kepada Allah SWT atas segala kenikmatan yang Tuhan berikan, sebagai anak yatim pernah dibimbing dan dididik oleh keluarga Baidar-Ramona, dan pernah menjadi bagian dari anggota keluarganya.

Saya sungguh bersedih atas wafatnya kakak Ramona, orang baik yang amat saya hormati. Permohonan maaf saya sampaikan kepada onga H Baidar dengan 6 orang putra/putri almarhum, karena situasi pandemi Covid 19 tidak bisa hadir dan pulang di dan ke kampung Cerenti sebab masa pandemi Covid 19 yang masih mewabah.

Tapi untuk mengisi waktu takziah dari kejauhan (Kota Bogor) saya melaksanakan yasinan, tahlillan dan berdoa, semoga Allah SWT menempatkan arwah alm Kakak Ramona ditempatkan yang mulia di Surgajannatunnaim dan husnul khotimah. Amiin-3 YRA, keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran dan bertawakal kepada Allah SWT.

Al Fatihah…
Alllahum magfirlaha warhamha waafii wa’fuanha. Selamat jalan kakakku almarhum Ramona menghadap Rabbmu dengan damai. Syukron barakallah.

Penulis adalah Pendiri/Dosen-Assosiate Profesor Prodi Agribisnis Faperta Universitas Djuanda Bogor, Konsultan K/L negara; Pegiat dan Pengamat Sosial, bermukim di Ciawi Bogor