Opini  

Inmemorial Almarhum Ongah Prof Tabrani Rab

Oleh: Apendi Arsyad

Innalillahi wainna illahi rojiun

Turut berduka cita yang mendalam atas berpulang kerahmatullah ongah Prof. Dr. dr. H. Tabrani Rab, Sp.P, kemaren Ahad 14 Agustus 2022 di Kota Pekan Baru (Pku) Provinsi Riau, dengan tenang. InsyaAllah almarhum diterima segala amal kebaikannya dan dihapus segala dosa-dosanya oleh Allah SWT dan husnul khotimah. Keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan selalu bertawakal kepada Allah SWT.

Dengan wafatnya almarhum (alm.) saya baca di medsos, begitu banyak warga yang mengucapkan rasa berlangsungkawah dan juga beberapa artikel di media cetak spt Riau Pos, Tribun Pos dll. Alm. Ongah Prof. Dr. dr. H.Tabrani Rab, Sp.P memang seorang sosok dan vigur Tokoh Masyarakat (Tokmasy) yang baik dan mumpuni.

Almarhum Tokmasy Riau yang multi talenta, beliau dokter ahli penyakit dalam/paru-paru, juga dosen UnRi, tokoh NGO/LSM pegiat sosial (pendidikan dan kesehatan, beliau berhasil mendirikan kampus Perguruan Tinggi dan Rumah Sakit besar, yang diberi nama Tabrani Rab sebagai legacynya). Beliau juga pemerhati sosial yang amat kritis baik dalam komunikasi verbal di mass media spt koran, tabloid dan majalah, maupun menulis beberapa buku-buku).

Alhamdulillah saya kira-kira tahun 1993 ketika ada acara Pernas dan Semnas Majelis Sinergi Kalam (Masika) batom ICMI, yang diselenggarakan di Kota Pku, saya sempat bertamu di rumahnya di jalan Pattimura Kota Pku. Rumahnya penuh buku-buku, ada perpustakaannya yang lengkap, memang orangnya pembaca dan pembelajar maniak.

Saya datang dan hadir ke/di rumahnya yang asri, untuk mengundang beliau sebagai salah seorang nara sumber Semnas Masika ICMI, saya ketua SCnya, dan alhamdulillah beliau menerima saya dkk dengan ramah dan bersedia hadir di Semnas. Saya senang bertemu saat itu dengan Tokmasy “kontroversial” ini, orangnya cerdas, hidup mapan, bernampilan bersahaja, orangnya kritis dan berani beropini publik dengan ide-ide baru, serta karya-karyanya kita tahu cukup banyak, yg bermanfaat untuk kemanusiaan dan rakyat Riau.

Pikiran-pikiran cerdas dan berani di mass media sering saya ikuti semasa menjadi mahasiswa S1, S2 dan S3 di IPB Bogor, dan Aktivis kampus dan ekstra kampus spt Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ketika itu. Alm ongah Prof.Tabrani juga alumni HMI, saya pernah dengar pernah menjadi fungsionaris PB HMI di Jakarta ketika berkuliah di Jawa. Beliau termasuk menjadi salah seorang idola kaum muda putera asli Riau, yang mencintai kebebasan berpikir, termasuk saya AA kelahiran asal Kec. Cerenti Kuansing Riau.

Saya sependapat dgn isi tulisan dimuat di koran “Riau Post” yang diposting di WAG DS SMPPN 4980 ini. Alm ongah Prof.Tabrani, orang Melayu asli Riau yang hebat seperti yang saya katakan: ahli dokter paru-paru, berani, kritis, banyak karya kemanusiaanya yg bermanfaat buat masyarakat Riau dan bangsa Indonesia.

Yang spektakuler pikiran dan opini radikalnya alm. adalah “Riau Merdeka” mencuat diawal gerakan reformasi. Suaranya nyaring memperjuangkan keadilan dan kebenaran dalam beropini dan menulis buku dan makalah, juga senarai mingguan di media Riau Post.

Saya masih memiliki dan menyimpan arsip beberapa buku dan makalahnya (spt diktat) yang mengungkapkan data, fakta dan narasi yg menarik analisisnya dan menggugah Tokmasy Riau, terutama kaum muda asal Riau untuk peduli terhadap nasib para Dunsanak/kerabat di kampuang halaman. Kemudian bisa berikhtiar menemukan berbagai opsi solusi agar masyarakat Melayu Riau bisa bangkit menggapai kemakmuran dan terbebas dari belenggu kemiskinan struktural dan keterbelakangan sosek, sosbud dan sospol.

Beliau yang saya kenal adalah seorang tokoh masyarakat yg memiliki kemampuan multidimensi keilmuan, ya kedokteran, penguasaan ilmu sosial-politik, sosiologi dan antropologi masyarakat Melayu Riau, dll, orangnya pembelajar, kuat daya literasinya. Dan yang paling kita acungkan jempol, decak kagum adalah sikapnya yang kritis, keberaniannya beropini menentang arus utama (mainstream) dengan daya nalarnya, disertai analisa yg mendalam tentang problema sosekbud masyarakat Riau, yang di masa itu dibawa kendali rezim otoriter dan refresif serta sentralized. Beliau berani tampil berbeda pandangan dan sikap politik regim OrBa di masa itu.

Maaf, jujur saya berkata, dengan daya kritis beliau tersebut, membuat kuping para birokrat dan elite politik “memerah” dan gerah dibuatnya.

Kondisi Riau yg memang paradoks, ketimpangan sosial-ekonomi begitu tajam, putera daerah terbaik terhambat menjadi Gubri, demokrasi dimatikan, juga kondisi sarana publik minim/ insprastruktur spt jalan, jembatan dan telkom masih sangat parah dan minim. Waktu itu, mungkin juga hingga sekarang kondisi jalan raya begitu buruk, berlubang-lubang, tidak nyaman berkenderaan, juga onderdil mobil sering cepat rusak jika pulang ke kampung halaman, contohnya di Rantau Kuantan. Sementara potensi Sumberdaya Alam (SDA), alam Riau kaya raya melimpah ruah, tetapi masyarakat lokal terpinggirkan.

Beliau ungkapankan dalam tulisannya di mass media bahwa…” kekayaan alam daerah Lancang Kuning Riau diatas dan dibawah tanah/lahannya tersedia sumberdaya minyak dan kayu, serta keanekaragaman hayati (flora dan fauna tropik) yang melimpah (megabiodiversity) sebagai sumber pendapatan negara terbesar. Kemudian Riau telah berkontribusi terbesar terhadap APBN dari sumber Minas dan ekspor kayu (logging).

Akan tetapi sayang, rakyat/penduduk lokal (local community) Riau masih berada dalam kemiskinan, hidup pas-pasan, kecuali yang menjadi pejabat (gemar korupsi dan berpoya-poya/hedonist, free sex), dan lain-lain, banyak gagasannya cukup menarik dipelajari dan direnungkan.

Saya kira cara pandang yang kritis dari alm. ongah Prof. Tabrani Rab mengenai nasib rakyat Riau yang miskin dan melarat masih relevan untuk dibicarakan hingga sekarang.

Kondisi eksisting kawasan Riau, terutama kebun Sawit (minyak diatas lahan) masih dibawah kendali cengkraman oligarky spt kasus korupsi dan perbuatan melawan hukum si Apeng (Surya Darmadi) bos PT.Duta Palma yg merugikan negara lk Rp 78 Triliyun yang kini kasusnya sedang ditangani Kajagung (HU Kompas, 15/8-2022); maraknya kasus illegal mining emas dengan ratusan alat Poton di DAS Kuantan dan Singingi mencemari air sungai dan menghancurkan ekosistem perairan umum; mandul dan tumpulnya penegakan hukum, korupsi-kolusi dan nepotisme (KKN) para elite politik yang membangun dinasty, dan aparat birokrasi pemerintahan bahkan ada terkena OTT KPK, beberapa orang Gubri dan Bupati masuk penjara, dibuih karena korupsi/gravitasi dan berkolusi dengan para oligarki kehutanan dan perkebunan Sawit (alih fungsi lahan dan perizinan usaha), dll.

Fakta ini semakin memperkuat pemikiran-pemikiran “merdeka”, bebas dari cengkraman dan belenggu dari alm ongah Prof. Tabrani Rab perlu terus diperjuangkan kembali, karena faktanya masyarakat kita Riau, belum menikmati kemerdekaan dan kemakmuran bersama yang bersumber dari pemanfaatan SDA lahan, hutan alam tropis yang megabiodiversitydan ekosistem perairan DAS yang dimilikinya. Padahal bunyi perintah konstitusi UUD 1945 pasal 33 menegaskan bahwa SDA tersebut wajib dikelola untuk kemakmuran bersama rakyat sebesar-besarnya, bukan kemakmuran orang- perorangan spt aseng dan asing yang berkuasa saat ini. Faktanya negara “gagal” mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, sebagaimana yg tampak berlangsung di lapangan hingga sekarang ini.

Saya sendiri AA waktu ikut sebagai peserta Kongres Masyarakat Riau “Merdeka”di gedung bioskop Kota Pekanbaru (sekarang lokasinya sdh beralih fungsi menjadi pusat bisnis dan main office Bank Riau).

Saya sebagai peserta penuh utusan dari ormas daerah Ikatan Keluarga, Pelajar Mahasiswa Riau (IKPMR) Bogor dan juga Ketua Umum Ikatan Keluarga Cerenti (IKC) se Jabodetabek aktif mengikuti aspirasi masyarakat Riau, terutama dari narasumber alm Prof Tabrani Rab. Kongres Masyarakat Riau tersebut dihadiri para delegasi ormas daerah orang-orang Riau di perantauan se Indonesia, pulang kandang (back to come-home), dan telah menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk disampaikan kepada Pemerintah Pusat di Jakarta.

Alhamdulillah, ada diantaranya bisa dirialisasikan seperti pemekaran wilayah otda, pola bagi hasil minyak bumi pusat dan daerah, dll, akan tetapi ada juga yang tidak terwujud seperti problema pengelolaan SDA Riau, perilaku korupsi para elite politik dan birokrat pro kemapanan, dll.

Semoga kepergian alm, wafatnya alm ongah Tabrani Rab pada hari Ahad tgl 14 Agustus 2022 di RS Awal Bros Pku yang lalu, dalam keadaan husnul khotimah, dan insyaAllah tempatnya di syurga jannatunnaim. Aamiin-3 YRA.

Mari kita berdoa untuk almarhum dan arwah ongah Tabrani Rab: Al Fatihah… Allahumaghfirlahu warhamhu wa’afii wa’fuanhu.

Selamat jalan menuju keharibaanMu, ongah Prof.Dr.dr.Tabrani Rab, Sp.P kami sungguh kehilanganmu.

Mudah-mudahan dalam waktu tak terlalu lama, ada Tokoh Muda putra Riau yang bisa menggantikanmu. Tapi saya lihat, alhamdulillah sudah ada satu orang yang muncul yakni anggota DPRD Riau dari Fraksi PAN adinda Dr.Mardianto Manan ST.MT, beliau selain politisi wakil rakyat dapil Kuansing, beliau juga Dosen FT UIR Pku, mudah-mudahan muncul lagi generasi muda Riau lain yg kritis dan berani bersuara.

Ingat bait lagu Lancang Kuning
“Berlayar malam,…jika nakhoda kuranglah paham..alamat kapal akan tenggelam. “
Bait lagu ini, mengingatkan bahwa Riau membutuh pemimpin yang bersih dan jujur, tidak korupsi, sehingga kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan (social walfare based equity) bisa dicapai, alias “kapal tidaklah sampai karam dan tenggelam”, semoga..!!!

Penulis adalah Ketua IKC se Jabodetabek thn 2002-2019 dan Penasehat IKPMR Bogor, Pendiri-Ketua Wanhat ICMI Orwilsus Bogor, Pendiri-Dosen Universitas Djuanda Bogor