800 Mahasiswa IPB University di Wisuda, Ini Pesan Ketua HA IPB

Didampingi Rektor IPB, Mensos RI saat memberikan penghargaan kepada Ketua HA IPB dalam acara wisuda bagi 800 wisudawan pada Rabu, 17 Mei 2023.

BOGOR (Literasi.co.id) – Rektor IPB kembali memimpin upacara Wisuda terhadap 800 orang Wisudawan Sarjana, Magister, Doktor serta Profesi Insinyur pada Rabu (17/05/2023).

Ada pemandangan berbeda dari biasanya selama prosesi wisuda tersebut, dimana Ketua Umum Himpunan Alumni IPB, Walneg S. Jas memberikan sambutan wisuda dengan menggunakan Toga lengkap dan setelah itu ia duduk bersama dengan para wisudawan yang hadir.

Dalam sambutannya, Walneg selaku Ketua Umum HA IPB berpesan agar seluruh wisudawan tetap menjaga dan memegang teguh nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan dan diperoleh dari IPB, antara lain nilai integritas, kemandirian, kreatifitas dan inovatif, respek, kepemimpinan yang bersahaja serta menjadi pribadi pembelajar.

Ia juga meminta agar para wisudawan dapat terus mengembangkan jejaring dan kolaborasi antar sesama alumni, sebagai salah satu faktor penentu kesuksesannya dalam berkarir dan berkiprah di masa yang akan datang.

“Jangan lupa selalu mengingat almamater tercinta melalui berbagai cara seperti giving back to almamater dalam bentuk apapun, aktif dan berpartisipasi di HA IPB, serta tetap menjaga silaturahmi dengan dosen, tendik serta sesama alumni IPB,” kata Walneg.

Usai kegiatan upacara wisuda tersebut, Walneg juga berkesempatan menerima penghargaan dari Menteri Sosial RI bersama Rektor, Ketua MWA, Ketua DGB, para Wakil Rektor, Dosen dan alumni lainnya sebagai kontribusi dan support setiap insan IPB terhadap pelaksanaan program Kemensos selama ini.

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Mensos RI, Tri Rismaharini kepada Walneg di Ruang Rapat Senat Akademik IPB.Sebelumnya, Walneg berhasil mempertahankan disertasinya pada Sidang Promosi Doktor Sekolah Bisnis IPB, dengan judul “Model Manajemen Perubahan Strategis Bank BPRS di Indonesia” dan dinyatakan berhak menyandang gelar Doktor di bidang Manajemen Bisnis pada Maret 2023 lalu.

Ada beberapa kesimpulan dalam Penelitian tentang BPRS di Indonesia itu, di antaranya bahwa situasi problematik yang dihadapi BPRS saat ini adalah diferensiasi produk dan model bisnis yang masih lemah, value proposition BPRS yang belum menonjol, Sumber Daya Insani lapis kedua, serta mindset syariah yang belum kuat.

Prioritas strategi manajemen perubahan untuk BPRS berturut-turut yakni Penguatan regulasi dan kelembagaan, tata kelola, inovasi produk dan layanan, kolaborasi dan kemitraan serta pengawasan berbasis teknologi informasi. Sedangkan lembaga yang paling berpengaruh dalam transformasi perubahan BPRS adalah Pemegang Saham dan Regulator.

Dalam penelitiannya, Walneg pun memberikan beberapa rekomendasi/saran antara lain, pemerintah hendaknya mempertegas fungsi dan kelembagaan BPRS sebagai mitra pemerintah dalam penguatan ekonomi masyarakat di daerah, Pemerintah mendorong dengan regulasi yabg tegas agar terjadinya sinergi dan kolaborasi lembaga keuangan besar untuk mendukung BPRS serta BPRS harus memilih fokus segmen dan produk layanannya berdasarkan kompetensi dan diferensiasi unik yang dimilikinya.

Ia berharap, hasil penelitiannya itu dapat mendorong pemerintah dalam mempertegas dukungan dan keberpihakan terhadap keberadaan BPRS serta dapat menjadi masukan bagi insan pelaku industri BPRS untuk berbenah dan mengakselerasi perubahan komprehensif agar BPRS tumbuh secara signifikan dan semakin kuat eksistensinya di tengah persaingan dan perubahan dunia perbankan dan keuangan yang semakin dinamis.