Guru dan Ratusan Siswa SMPN 11 Kota Bogor Lepas Mariones Guru Terbaiknya Masuk Purna Bakti Usai 39 Tahun Pengabdian

KOTABOGOR (Literasi.co.id) – Ada pertemuan pastinya ada perpisahan, inilah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah beserta puluhan guru dan ratusan siswa dan siswi saat melepas bagi salah seorang guru terbaiknya yaitu Mariones yang memasuki massa purna bakti (Pensiun) seusai pengabdian 30 tahun lamanya di SMPN 11 Kota Bogor pada Senin (13/3/23).

Bertempat di Lapangan SMPN 11 Kota Bogor, acara pelepasan guru terbaik di sekolah yang berlokasi di wilayah Sempur ini begitu syahdu dan haru dari wajah semua pengajar hingga ratusan siswa, derai air mata bercucuran di setiap wajahnya.

” Saya kaget dan terharu sekali dengan acara pelepasan masa purna bakti saya di usia 60 tahun ini. Saya gak nyangka, karena memang ini diluar perkiraan saya sendiri, bahwa akan dibuat acara khusus seusai upacara bendera setiap hari Senin,” ujar Mariones, wanita kelahiran Sulawesi Tengah ini pada Senin,13 Maret 2023.

Menurutnya, dalam perjalanan hidup ini pastinya ada saat pertemuan dan juga saatnya ada perpisahan. Ia memaparkan perjalanannya, sejak tahun 1984 diangkat menjadi ASN di dinas pendidikan Luwuk Banggai lalu pindah ke Kota Palu dan akhirnya menginjakkan kaki di Kota Bogor dalam rangka menjalankan mengikuti suami yang berdinas di Kementrian Kehutanan.

” 39 tahun lamanya pengabdian menjadi pengajar, hampir 30 tahun lamanya ada di SMPN 11, dan saya harus berakhir di usia 60 tahun serta harus sudah istirahat dari masa pengabdian mendidik dan mengajar anak-anak kami. Kesan yang tidak bisa saya lupakan dan akan diingat seumur hidup, masa-masa pengabdian di sekolah ini, akan membuat berkesan dan terkesan hingga besok tepat hingga Maret 2023 masuk masa purna bakti dengan golongan terakhir IV C,” lirihnya Mariones.

Saat memberikan sambutan, dirinya menyampaikan masa indah dulu saat mulai mengajar di SMPN 11 yang awalnya adalah Sekolah Tehnik (ST) terakhir pada saat itu, dan bagaimana waktu itu keadaan lokal kelas yang belum ada dan sangat minim sekali. Dan bagaimana harus berjuang bersama beberapa pergantian kepala untuk mengusulkan dan minta bantuan pembuatan ruangan kelas.

” Sedih dan terharu pastinya harus kita lalui saat saya harus meninggalkan adek-adek teman seperjuangan dan anak-anak atau malah cucu kami siswa dan siswi di SMPN 11. Saya berpesan, tetap semangat dalam mengajar dan berbagi ilmu dengan semua anak didiknya, dan bagi semua siswa dan siswi tetap harus belajar dan raihlah cita-cita dan impian kalian dengan belajar yang tekun dan rajin yah,” pintanya.

Perasaan sedih terucap saat Reni Supriati selaku Kepala Sekolah di SMPN 11 saat menyampaikan sambutan pelepasan, dirinya sedih dan akan kehilangan sosok guru dan sekaligus kakak baginya, meski baru 7 bulan lamanya menjalani kebersamaan disekolah ini, tetapi melihat sosoknya sangat santun dan ramah dengan siapapun.

” Sosok beliau sangat sopan, meski perkataannya sangat keras karena pembawaan dan karakter dari Sulawesi Tengah sebagai asal kelahirannya, tapi justru hatinya sangat lembut dan baik dengan siapapun. Saya hanya berharap, usai masuk masa purna baktinya, semoga bisa kembali terfokus untuk mengurusi keluarganya, dan yang terpenting jangan melupakan kami, tetap terjalin silaturahmi dan komunikasi,” harap Reni.

Dalam sesi pelepasan guru terbaik dari SMPN 11 ini pun, nampak dihadiri juga oleh pengurus Komite serta Korlas. Dan nampak ada sesi pemberian kenang-kenangan untuk Mariones, baik dari pihak Sekolah, Komite hingga Korlas dan sangat terharu suasana saat seorang siswi menyampaikan puisi khusus untuk guru terbaiknya.