Ponpes Daarul Huffadh An-Najah Taruna Insan Al-Quran Bogor, Cetak Generasi Qur’ani yang Berkualitas

BOGOR(Literasi.co.id) – Pada suatu hari terbesit dalam Nurani seorang pensiunan TNI Angkatan Darat PURN. Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP. yang tinggal di Mesir bersama keluarganya.

Tentunya niatan tersebut bukan tanpa alasan, untuk mendampingi putra putrinya belajar dan memperdalam agama Islam di bumi Negeri para Nabi. Namun rencana tersebut tidaklah mudah, karena rumah beliau selama ini dan hotel yang sudah berjalan beberapa tahun akan ditinggalkan untuk sementara waktu, “lalu siapa yang akan mengurus dan merawatnya ?” ujar ayah panggilan sehari-hari di Pondok Pesantren.  

Kemudian beliau berniat mengubah hotel tersebut menjadi Pondok Pesantren setelah mendapat do’a restu dari sang istri Cut Elviety Elieda. Tidak berselang lama beliau menghadap kepada Murrobi Az-Zikra Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham (Pimpinan Pondok Pesantren Az-Zikra) dan meminta do’a restu darinya.

Niatan ayah disambut dengan semangat Takbir “Allahu Akbar…..!”, dari lisan Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham. Dan tepat setelah Shalat Ashar Murrobi mengumumkan kepada Jama’ah Masjid Az-Zikra saat itu bahwa akan ada Pondok Pesantren Tahfidz di Jln. Qona’ah No. 10 Perumahan Muslim Az-Zikra yang saat itu nama Pondok Pesantrennya belum ada.

Selang beberapa saat setelah diumumkan di Masjid Az-Zikra, ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP merenung memohon kepada Allah SWT. Agar diberikan orang yang siap bekerja sama memimpin Pondok Pesantren ini.

Terlintas lah sosok Al-Ustadz Jalaluddin, SP. Al-Hafiz yang dirasa bisa mengemban amanah tersebut. Segera ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP menghubungi beliau dan mengundangnya agar datang ke kediaman ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP.

Tidak berselang lama, terjadilah percakapan antara Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP dan Ustadz Jalal panggilan akrab sehari hari beliau perihal rencana tersebut. Beliau tidak langsung menerima begitu saja. Beliau meminta waktu untuk Istikharah beberapa hari.

Setelah beberapa hari Istikharah Ustadz Jalal datang kembali ke tempat Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP untuk menyetujui rencana tersebut dengan rasa tidak percaya seperti mimpi untuk bekerja sama dengan Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP.

Selang beberapa hari kemudian, Ustadz Jalal dan Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP menyepakati nama Pondok Pesantren yang akan dijalankan yaitu Daarul Huffazh An-Najah. Daarul Huffazh yang berarti tempat para penghafal yang mampu terjun ke dunia masyarakat.

Sedangkan An-Najah diambil dari nama salah satu putri Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP dan Ibu Cut Elviety Elieda yaitu Nazizah. Segera Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP dan keluarga mendirikan Yayasan sebagai wadah untuk menjadi payung hukum Pondok Pesantren dengan nama Yayasan An-Najah Taruna Insan Al-Quran yang disingkat menjadi “ANTIQ”.

Menggunakan kata “Taruna” yang berarti kesepakatan dan kekompakan. Diharapkan dalam perjalanannya Yayasan ini menjadi tempat kesepakatan dan kekompakan Para Mujahidin Al-Quran, khususnya Santri Penghafal Al-Quran. Tidak berselang lama, Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP menuju tempat percetakan untuk mendesain Logo Yayasan dan Podok Pesantren hingga terciptalah Logo Daarul Huffazh An-Najah.

Tidak sampai di situ, Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP meminta agar Ibu Dian Marleni SH.MKN sebagai Notaris agar Yayasan An-NajahTaruna Insan Al-Quran segera dinotariskan.   Pada tanggal 20 juli 2018, Dian Marleni SH.MKM. Sebagai Notaris Yayasan An-Najah Taruna Insan Alquran mengajukan surat permohonan kepada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia agar disahkan secara legalitas negara.

Maka terbitlah SK Kemenkumham Nomor AHU 0009986.AH.01.04 Tahun 2018 tanggal 31 juli 2018. Sang Murobbi Alm. Kh Muhammad Arifin Ilham terus ikut serta dan berupaya mempromosikan Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Huffazh An-Najah di setiap kesempatan Zikir Akbar yang diadakan setiap bulan ahad pertama agar Santri terus bertambah sehingga Pondok Pesantren terus berkembang sepanjang sama.

Alhasil santri baru dan pindahan terus berdatangan dari kota sekitar Jabodetabek, lintas pulau Sumatera dan Kalimantan hingga lintas negara Malaysia dan Belanda. Semua tentu karena karunia Allah SWT. Sewaktu Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham pulang dari penang setelah pengobatan, beliau mengajak Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP untuk makan siang bersama di pecel lele sekitar Bukit Sentul, setelah Shalat Ashar hari Jumat.

Kemudian Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP mengajak Ustadz Zaki selaku Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah dan Ust. Ihsan selaku Staf Pondok Pesantren Daarul Huffadh An-Najah dan Kak Fahri yang mewakili Santri Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Huffazh An-Najah untuk ikut serta bersama Murobbi.

Lalu Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham menitipkan pesan kepada Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP “Bang jangan pindahkan Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah dari Kampung Az-Zikra, biarkan Pondok Pesantren ini berada di lingkungan Az-Zikra,” kata almarhum.

Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP pun menjawab “Insyaallah Ustadz, tapi bagaimana caranya agar dapat mendirikan bangunan asrama dan kelas tambahan agar Santri semakin hari semakin bertambah dan nyaman ?

Dijawab oleh Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham dengan tegas “Seluruh rumah dan tanah yang berada di depan Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah kita beli bang”, sepontan Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP bertanya “Bagaimana kita bisa beli ustadz ?, uang pun kita belum punya,”.

Lalu Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham menegaskan kembali “Bikin proposal sebanyak mungkin nanti Arifin akan tanda tangan”. Tegas Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham memberi semangat dan kepastian, kemudian Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP mengamanahkan kepada Ust. Zaka dan Ust. Ihsan agar segera dibuatkan proposal sebagaimana yang disarankan oleh Murrobi Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham.

Selang beberapa hari, Alm. Kh. Muhammad Arifin Ilham menghubungi Ayah Dr. {Hc} Iskandar, S.Sos.MBA.MAP via Whatapp dan menanyakan tentang proposal yang pernah di bahas agar segera bisa di tanda tangani oleh beliau langsung, sehingga proposal tersebut bisa segera disebar.

Upaya demi upaya terus dilakukan agar pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah bisa terus maju dan berkembang. Alhamdulillah setelah hampir tiga tahun, santri yang masuk ke Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah sudah mencapai sekitar 75 orang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari Luar Negri.

Sarana dan prasarana baru terus di optimalkan agar Santri bisa nyaman tinggal di Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah dan kondusif saat belajar. Seperti pembangunan dapur, renovasi asrama, penyempurnaan koperasi dan kantin, serta penunjang lainnya terus disiapkan, bahwa Aula Lantai 3 sebagai ruang belajar dengan tempat yang sangat nyaman dengan dukungan audio visual dan perpustakaan dengan kitab yang di bawa langsung dari Mesir di tambah dengan Dauroh Bahasa Arab yang langsung di sesuaikan dengan Kurikulum Al-Azhar, Mesir menjadikan pendidikan islam di Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Huffazh An-Najah semakin maju, berkembang dan berkualitas.

Unit pendidikan di Pondok Pesantren Daarul Huffazh An-Najah hingga saat ini berupa : 1). Program Takhosus Tahfidz Qur’an 30 Juz Mutqin, 2). Takhosus Tahsin Tilawah Al-Qur’an bersanad Rasulullah SAW., 3). Karantina Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an, 4). Dauroh Lughoh Bahasa Aran dan Bahasa Inggris, 5) SMP – SMA Insan Cendikia Magnet School (Terakreditasi A) dan 6). SMP – SMA Al-Azhar di Kairo, Mesir.

Kegiatan Sosial di Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Huffazh An-Najah seperti : Senyum Dhuafa, Sahabat Dhuafa, Lembaran Ceria, Kafling Surga, Qurban Istimewa, dan Rumahku Surgaku. Dan itulah Sejarah singkat pendirian Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Huffazh An-Najah Jln. Qona’ah No. 10, Perum Bukit Az-Zikra, Sentul City, Bogor – Jawa Barat, Indonesia.