Proyek Jembatan Otista, Pengusaha Hotel Meradang

Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay

KOTABOGOR(Literasi.co.id) – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengungkapkan penurunan keterisian hotel setelah diberlakukan penutupan Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) guna revitalisasi.

“Jadi yang lucu pas Minggu pertama penutupan jembatan otista dan adanya pengalihan jalur. Ada beberapa hotel dan resto yang langsung mengalami penurunan pada Minggu pertama penutupan jembatan otista,” ungkap Yuno, ditemui awak media usai menghadiri Rapat Paripurna HJB ke-541 DPRD Kota Bogor, Sabtu (3/6)

Tak hanya di minggu pertama mengalami penurunan, menurut Yuno, dua minggu penutupan dan pengalihan arus lalu lintas, banyak pemesanan hotel yang yang dibatalkan.

“Dan beberapa hotel yang sudah mendapat bookingan dari lembaga malah di batalkan. Hal itu terasa pada Minggu kedua dan ketiga,” katanya.

Tak dipungkiri olehnya, dengan evaluasi dan publikasi yang baik dari Pemerintah Kota Bogor, keterisian hotel dan pemesanan dapat kembali walau belum pulih sepenuhnya.

“Kemudian ada evaluasi kembali yang dilakukan oleh Pemkot Bogor. Kemudian diberlakukan lah sistem dua arah di seputaran istana Bogor. Namun, dengan publikasi yang cukup baik, okupansi di hotel sudah mulai cukup baik,” ungkapnya.

Untuk restoran, menurut Yuno, terdapat fenomena aneh, dimana minggu pertama penutupan jembatan Otista, pemasukan restoran yang terkena imbas penutupan mengalami penurunan sampai dengan 60 persen.

“Namun saat ada perubahan rute arah, sudah mulai ada peningkatan. Menurut nya, hal yang lucu pada restoran yang berada di sepanjang jalan Padjadjaran yang seharusnya tidak terpengaruh adanya penutupan jembatan otista. Ini omzet mereka malah turun semua,” ujar Yuno.

Dan bersama dengan Wakil Ketua Bidang Restoran PHRI ia mengkaji dan telah menyimpulkan dan fenomena yang terjadi pada restoran pasca penutupan jembatan otista.

“Jadi, bisa kita simpulkan penyebabnya adalah restoran yang berada di sisi kiri saat keluar tol Jagorawi itu adalah second destinasi. Jadi, first destinasinya adalah di Jalan Suryakencana. Kebanyakan, wisatawan yang datang ke kota Bogor datang ke Jalan Suryakencana untuk beli oleh-oleh dan makan kemudian pulang. Jadi, wisatawan tidak berhenti (makan) di restoran yang ada di sepanjang jalan Pajajaran menuju Tajur, ” tandasnya.