Litersai.co.id – INDRAMAYU -Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu menggelar pembinaan tenaga kesehatan melalui program coaching Tuberkulosis (TBC) di Klinik Sentra Medika Balongan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dalam penanganan TBC sekaligus memperbaiki sistem pelaporan kasus,(29/04/2025).
Pelatihan ini melibatkan 22 tenaga kesehatan dari berbagai profesi termasuk dokter, perawat, analis laboratorium, farmasi, dan manajemen klinik,mereka dibimbing langsung oleh pelatih dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB).
dr. H. Wawan Ridwan, MM., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Bintang Kusumawardhani , menyatakan:
“Dengan pendekatan coaching, kami berharap terjadi peningkatan signifikan dalam penanganan TBC, termasuk angka keberhasilan pengobatan (Treatment Success Rate) yang saat ini masih 70,9%. Target kami adalah mencapai 90% sesuai standar nasional.”
Kegiatan ini didukung pendanaan dari Global Fund Komponen TBC (Budget Line PPM 386). “Kami apresiasi semua pihak yang terlibat dalam program strategis ini,” tutup dr. Bintang.
Bagi masyarakat Indramayu yang membutuhkan informasi lebih lanjut bisa menghubungi Dinas Kesehatan Indramayu melalui Dokter praktek mandiri ( DPM ), Puskesmas, Klinik, atau rumah sakit terdekat
Sementara itu, “Data 2024 menunjukkan 6.150 kasus TBC di Indramayu, dengan cakupan pengobatan baru 81%. Angka ini masih di bawah target nasional 90%. Pelatihan diharapkan bisa menutup kesenjangan tersebut.” Tambah Wakil Supervisor Program TB (Wasor TB), Anisa Pitriyani, S.K.M.
Di tahun 2025 ini,setidaknya ada 6 Fasilitas Kesehatan yang di tunjuk dinas kesehatan Indramayu sebagai tempat di selenggarakan nya Program KOPI TB diantaranya RS Sentra Medika Langut, RS MiS Kerangkeng, RS MM, Klinik Utama Hasna Medika,Klinik Sakura serta Klinik Sentra Medika Balongan.
Program ini akan berlangsung dalam empat pertemuan selama April hingga Juli 2025. Setiap sesi dirancang untuk memantau perkembangan peserta dan mengevaluasi implementasi materi pelatihan. “Kami ingin memastikan ilmu yang diberikan benar-benar diaplikasikan,” tambah Anisa.
( Hisam )