Literasi.co.id, CIREBON, 8 Mei 2025 – Dalam kunjungan kerjanya ke Kota dan Kabupaten Cirebon, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan kejutan yang dinanti-nanti oleh masyarakat: penanganan jalan rusak yang telah lama menjadi masalah klasik di wilayah tersebut akan diambil alih sebagai tanggung jawab bersama oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dalam pernyataannya, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa jalan rusak yang selama ini memicu keresahan, bahkan aksi unjuk rasa dari berbagai aliansi masyarakat, akan segera diperbaiki. Tak hanya itu, penataan infrastruktur lain seperti trotoar, lampu jalan, dan sistem kebersihan kota pun menjadi bagian dari program prioritas.
“Ini bukan proyek pribadi. Pendanaan akan dibagi 50% dari anggaran Provinsi dan 50% dari Kabupaten serta Kota Cirebon. Saya ingin semua merasa memiliki dan ikut bertanggung jawab,” ujar Dedi Mulyadi.
Langkah ini disambut suka cita oleh masyarakat, namun juga menuai refleksi kritis, terutama kepada Bupati Cirebon Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag yang telah menjabat dua periode dinilai belum maksimal dalam menyelesaikan persoalan jalan rusak. Hal serupa juga disorot kepada Wali Kota Cirebon Effendi Edo, S.AP., M.Si. yang baru menjabat, namun janji kampanye soal perbaikan jalan adalah program pertama dalam perbaikan jalan rusak. Namun sejauh ini yang sudah berjalan sebatas tambal sulam. Bahkan, beberapa titik perbaikan jalan kembali rusak dalam waktu kurang dari sebulan, dan masih banyak lagi jalan rusak berlubang yang beresiko menimbulkan kecelakaan pengendara motor, dibiarkan terbuka.
Di tengah antusiasme masyarakat, kritik keras juga datang dari tokoh masyarakat Cirebon Timur, R. Hamzaiya, yang memasang spanduk bernada sindiran
“Dedi Mulyadi lain bapak aing, tapi bapak tiri. Jalan rusak parah Pak!!”.
Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi memberikan pernyataan tegas, “Saya katakan, saya baru menjabat dua bulan. Lalu ketika dicek, ternyata jalan yang dimaksud adalah jalan kabupaten. Kenapa jalan kabupaten, marahnya ke saya? Kenapa tidak ke bupati? Kan jadi aneh.”
Kunjungan ini menjadi momentum penting sekaligus tamparan bagi pemerintah daerah Cirebon agar lebih responsif dan aktif dalam menyelesaikan masalah publik yang telah berlarut-larut. Kini, masyarakat Cirebon menaruh harapan besar bahwa perbaikan infrastruktur tidak lagi sekadar wacana, melainkan segera terwujud demi kenyamanan dan keselamatan bersama. Pertanyaan nya kenapa harus Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang turun tangan dahulu.
[ NIKO ]