Literasi.co.id, Cirebon – Gubernur Jawa Barat terpilih, Kang Dedi Mulyadi, menegaskan komitmennya untuk memberantas praktik pungutan liar (pungli) di sekolah dan mengembalikan fokus pendidikan pada tujuan utamanya yaitu mencerdaskan anak bangsa. Melalui kebijakan baru yang diterapkannya, ia menargetkan berbagai bentuk pungli yang selama ini merajalela di sekolah, termasuk kegiatan study tour, renang, serta penjualan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang lebih berorientasi bisnis daripada pendidikan.
“Sekolah harus menjadi tempat belajar, bukan tempat bisnis,” tegas Kang Dedi. “Saya tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas kepada pihak sekolah yang masih melakukan praktik pungli.”
Kebijakan ini muncul menyusul terbongkarnya berbagai modus pungli di sekolah yang dikemas dalam bentuk sumbangan uang gedung, uang perpisahan (pensi), serta berbagai pungutan lain yang membebani orang tua siswa. Selain itu, sorotan yang viral dalam waktu dekat ini juga tertuju pada banyak ditemukan praktik penyelewengan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh oknum guru dan kepala sekolah yang bekerja sama dengan pihak eksternal, yang dikenal sebagai jalur aspirasi dewan.
Kang Dedi menegaskan bahwa sekolah harus fokus pada tugas utamanya, yaitu mendidik dan menciptakan siswa yang cerdas, bukan dijadikan sebagai alat bisnis. “Sekolah harus berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan, bukan keuntungan pribadi,” ujarnya.
Sebagai alternatif, Kang Dedi mendorong sekolah untuk mengembangkan kegiatan edukatif yang lebih bermanfaat tanpa membebani biaya besar bagi siswa dan orang tua. “Banyak kegiatan yang bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya besar, seperti kunjungan ke museum, workshop, atau program pengabdian masyarakat,” tambahnya.
Kebijakan ini mendapat respons positif dari berbagai pihak, terutama para orang tua siswa yang telah lama mengeluhkan praktik pungli di sekolah. Mereka berharap langkah tegas Kang Dedi dapat diterapkan secara konsisten dan efektif. “Semoga kebijakan ini benar-benar dijalankan dengan serius, agar pendidikan kembali pada tujuan utamanya,” ujar salah satu orang tua siswa.
Dengan kebijakan ini, Kang Dedi Mulyadi bertekad menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih bersih, transparan, dan berfokus pada pengembangan potensi siswa tanpa intervensi kepentingan bisnis yang merugikan dunia pendidikan.
[ NIKO ]