Literasi.co.id, Bongas, Indramayu – Wacana penanganan sampah yang lebih sistematis di Blok Kepuh, Desa Margamulya, Kecamatan Bongas, mulai mengemuka. Salah satu usulan yang muncul adalah penyediaan bak sampah di setiap rumah, dengan pengangkutan sampah oleh petugas setiap tiga hari sekali. Namun, muncul pertanyaan besar: apakah masyarakat akan sukarela membayar biaya kebersihan tiap bulan, atau justru menggantungkan sepenuhnya kepada pemerintah?
Penanganan sampah di Indonesia, khususnya di pedesaan, masih menjadi tantangan besar. Banyak daerah belum memiliki sistem pengelolaan sampah yang terorganisir dengan baik. Beberapa negara maju telah menerapkan sistem berbasis komunitas atau kewajiban iuran bagi setiap rumah tangga. Pertanyaannya, bisakah sistem seperti itu diterapkan di Blok Kepuh? Ataukah lebih efektif jika pengelolaan sampah dimulai dari tingkat RT, sehingga lebih mudah dikontrol dan diawasi?T
antangan utama dalam pengelolaan sampah di daerah ini adalah kurangnya infrastruktur dan personel yang memadai. Banyak masyarakat yang akhirnya membakar sampah sendiri di halaman atau kebun mereka, tetapi cara ini tidak lagi memungkinkan bagi sebagian warga yang tidak memiliki lahan luas. Jika pemerintah serius ingin menangani masalah ini, maka perlu ada kehadiran nyata dari dinas terkait dengan jumlah personel yang cukup serta infrastruktur yang memadai.
Menunggu kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri mungkin terlalu idealis. Berbagai faktor, seperti kesibukan, keterbatasan lahan, dan minimnya fasilitas, membuat banyak warga kesulitan untuk mengelola sampah secara individu. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat krusial dalam menciptakan sistem yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di semua lapisan masyarakat.
Ke depan, harapannya pemerintah dapat menghadirkan solusi konkret, baik dari sisi regulasi, infrastruktur, maupun edukasi masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan kesadaran warga yang terus ditingkatkan, sistem pengelolaan sampah yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan. [ Moh. Saiful ]