Warga Argasunya Demo Tanam Pisang di Jalan Rusak Sindir DPRD Kota Cirebon “Tunjangan Selangit, Perbaiki Jalan Sulit”

Literasi.co.id, Cirebon, 3 Oktober 2025 – Rasa kesal warga Jalan Kalilunyu dan Sumur Wuni, Kelurahan Argasunya, Kota Cirebon, akhirnya memuncak. Pada Jumat siang (3/10), mereka turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi di titik jalan yang rusak parah. Dengan kompak, warga membentangkan spanduk bertuliskan “TUNJANGAN SELANGIT, PERBAIKI JALAN SULIT” sambil menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai simbol protes keras.

Tuntutan warga sederhana: perbaikan jalan segera tanpa harus menunggu korban dan reaksi keras masyarakat lebih jauh. Selama bertahun-tahun, kawasan Argasunya seakan dianaktirikan dalam pembangunan infrastruktur. Pemkot Cirebon baru menunjukkan sikap jika ada aksi atau desakan publik, padahal akses jalan adalah kebutuhan vital warga sehari-hari.

Ironisnya, kondisi jalan rusak ini bukan pemandangan asing bagi para wakil rakyat. Setidaknya ada dua anggota DPRD yang tempat tinggal di sekitar Argasunya dan setiap hari melintasi jalan tersebut, yakni Een Rusmiati dan Anita Tri Handayani. Bahkan sebelumnya di salah satu media Een Rusmiati mengatakan akan membetonisasi jalan sepanjang 92 meter dengan gunakan anggaran Pokir, setelah sebelumnya disoroti oleh media, namun nampaknya tidak disambut positif oleh warga, karena dianggap tidak menyelesaikan masalah. Sebagai wakil rakyat dari Dapil 3, warga menilai seharusnya mereka berdiri paling depan memperjuangkan kebutuhan dasar warganya. Namun, kekecewaan semakin dalam karena hingga hari ini belum ada langkah nyata.

“Kalau wakil rakyat sendiri tidak peduli, untuk apa kami punya wakil? Kami merasa tidak punya siapa-siapa yang benar-benar membela kepentingan kami,” tegas salah satu warga dalam aksi.

Selain dua nama tersebut, warga juga menyinggung anggota DPRD lainnya yang sama dari Dapil 3, yaitu Harry Saputra Gani, Erry Yudistira Ramadhan, Tresnawaty, Stanis Klau, dan lainnya agar tidak hanya duduk manis di kursi parlemen, melainkan benar-benar turun ke lapangan, mendengarkan aspirasi, serta mencarikan solusi konkret untuk kebutuhan warga Argasunya.

Aksi tanam pisang ini menjadi simbol kekecewaan sekaligus tamparan keras bagi Pemkot Cirebon dan DPRD. Warga menegaskan, mereka sudah lelah dengan janji-janji tanpa realisasi.

  [ NIKO ]