Banggai, Literasi Co.Id
Adalah Suprapto anggota DPRD Banggai hingga saat ini masih menyerobot Hutan Lindung Suaka margasatwa Bangkiriang yang terletak di Kecamatan Toili Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Dari hasil investigasi lapangan Wartawan Media ini yang turun di Lokasi di Dusun Samalore Kecamatan Toili terdapat dua tempat yang berhasil didapatkan informasi dan juga gambar lokasi secara langsung.
Dari hasil wawancara media ini dengan beberapa orang warga yang sedang berkebun di kilometer 25 dan 26 menuturkan jika kebun Sawit Suprapto terdapat di dua tempat, yakni di kilometer 25 dan 26 hingga menyeberang digunung patah. Namun warga itu kembali menjawab pertanyaan wartawan secara gamblang bahwa kedua lokasi kebun mantan Ketua DPRD Banggai periode 2019-2024 itu berkisar ratusan Hektar, Sebutnya.
“Tak tanggung tanggung sumber lain yang juga ikut melihat pintu gerbang bertulis Selamat datang di Kawasan Hutan Lindung Suaka margasatwa Bangkiriang, mengirimkan catatannya melalui WhatsApp.
Dalam catatan itu tertulis :
“Hutan Lindung yang diduga disrobot sekretaris DPC Partai PDIP itu antara lain terdapat di pintu Gerbang Hutan Lindung kurang lebih 50 HA hingga dari luas 100 hektar sampai ke bibir Sungai.
“Dibelakang Pabrik PT.Kurnia Luwuk Sejati (KLS) terdapat kebun Sawit Suprapto yang sudah di Panen kurang lebih 60 hektar, Sawit peremajaan seluar kurang lebih, 40 Hektar, sawit tanaman baru kurang lebih 30 hektar, dan lokasi tebangan baru yang akan segera ditanamkan Sawit seluas kurang lebih 70 hektar. Paparnya.
“Suprapto yang dikonfirmasi wartawan media ini dirumahnya di Desa Toili kecamatan Toili sekitar pukul 19.
30 pada hari Rabu, (20/5) antara lain mengatakan bahwa pada prinsipnya mengenai keberadaan hutan Lindung Bangkiriang yang selama ini banyak diberitakan, tak perlu terlalu diuber dan digoreng goreng, disitu banyak pihak yang terlibat. “tak hanya saya dan Perusahaan KLS namun juga masyarakat termasuk keluarga dekatnya Bupati, bahkan adiknya pa Bupati ada kebun sawitnya dikawasan hutan Lindung digunung patah, bersebelahan dengan saya. imbuhnya.
Dikatakannya, kami di Kecamatan Toili, dari dulu memang hobinya bertani, menggarap sawah dan berkebun bahkan hingga dirinya menjadi Anggota DPRD yang sudah memasuki 4 periode masih selalu mengajak warga masyarakat Toili untuk lebih bergiat dibidang pertanian.
“Daerah kami di Toili terkenal Lumbung Padi dari dulu, sehingga saya kalau tidak ada dirumah palingan saya dikebun atau di sawah saya di depan rumah ini, tuturnya.
“Sedangkan menyangkut hutan Lindung Suka Margasatwa Bangkiriang yang sudah ditanaminya dan diolah menjadi tanaman sawit, menurutnya akan segera mengembalikannya sebanyak 35 Hektar yang terdapat dibelakang pabrik KLS, sedangkan lokasinya yang terdapat digunung patah Suprapto mengaku sudah diserahkannya kepada salah satu Pengurus Mesjid yang ada di Toili seluas 20 hektar.
Saat ditanya mengapa ia harus kembalikan padahal sudah bertahun tahun ditanam dan di panennya, Ia mengatakan, “sebagai bentuk kepatutan sebagai wakil rakyat yang harus memberikan tauladan yang baik kepada rakyatnya.
“Ya saya malu juga sebagai wakil rakyat yang sebaliknya saya harus menjadi panutan masyarakat lalu saya melanggar aturan hukum dalam tata kelola perkebunan sawit saya. Dan saya merasa bersalah, ya untuk itu saya berencana mengembalikannya.
Suprapto mengaku jika awalnya dia sama Skali tidak mengetahui kalau lahan yang dibelinya dari Kades Toili itu bukan hutan lindung. Dan menurutnya lagi waktu itu diyakinkan oleh Kades Toili bahwa diarea itu tak ada hutan Lindung, sehingga ia memutuskan untuk membelinya, tak taunya memang hutan terlarang, ungkapnya.
“Sedangkan menyangkut luasan kebun Sawit miliknya yang terdapat dihutan Lindung Suaka margasatwa Bangkiriang seperti yang disebutkan warga menurut Suprapto tidak benar, namun ia mengakui di kilometer 26 hanya seluas sekitar 16 dan dibelakang Pabrik KLS sekitar 40 Hektar namun di gunung patah tidak bisa ditanami sawit akibat gunungnya yang sangat terjal, untuk itu sekitar 20 Hektar sudah dikembalikannya melalui pengurus salah satu mesjid yang ada di wilayah Toili, ungkapnya***
(Kasmin Saputra)