Literasi.co.id, JAKARTA – Kantor redaksi media Tempo kembali menjadi sasaran aksi teror. Pada Sabtu, 22 Maret 2025, petugas kebersihan menemukan sebuah paket kardus mencurigakan di sekitar area kantor redaksi yang berlokasi di Jalan Palmerah Barat, Jakarta. Setelah diperiksa, paket tersebut berisi bangkai enam ekor tikus yang dipenggal tanpa kepala.
Kasus ini menambah deretan teror yang dialami Tempo dalam beberapa waktu terakhir. Sebelumnya, kantor redaksi media tersebut juga mendapat kiriman kepala babi yang sudah membusuk dan tanpa telinga. Insiden tersebut mendapat kecaman luas dari berbagai kalangan, mengingat metode teror yang kejam dan mengarah pada intimidasi terhadap kebebasan pers.
Menanggapi kejadian ini, pihak kepolisian segera melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap identitas pelaku serta motif di balik aksi teror tersebut. Polisi juga sedang menelusuri kemungkinan keterkaitan antara insiden kali ini dengan teror sebelumnya yang menargetkan media yang dikenal kritis terhadap berbagai isu nasional itu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, menegaskan bahwa aksi teror seperti ini bukan sekadar bentuk intimidasi, melainkan termasuk dalam kategori kekerasan dan premanisme yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. “Ini adalah ancaman nyata terhadap kebebasan pers. Jurnalis harus tetap kritis dan profesional, namun keselamatan mereka juga harus menjadi perhatian utama,” ujarnya.
Kasus ini kembali memunculkan keprihatinan atas ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia. Berbagai organisasi media dan jurnalis mengecam keras aksi teror ini, menilai bahwa serangan terhadap media hanya akan memperburuk iklim kebebasan berekspresi di negara ini. Saat ini, kepolisian terus mengembangkan penyelidikan guna mengungkap dalang di balik aksi teror ini dan memastikan pelaku mendapat sanksi hukum yang tegas.
[ NIKO ]