Cemilan Crispy Ikan Laut Olahan Anak Bangsa Siap Menjadi Ikon Kota Cirebon

Literasi.co.id – Cirebon– Jaya Food, yang dipimpin oleh Wiharto dari Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, memproduksi berbagai camilan olahan dari ikan laut dan air tawar, termasuk ikan petek, cumi, dan gurita. Produk utamanya adalah ikan crispy yang terkenal dengan rasa yang renyah dan bervariasi, seperti original, barbeque, keju, dan pedas.

Selain itu, ada juga produk lain seperti ikan fillet crispy yang terbuat dari ikan laut segar yang dibalur dengan tepung dan rempah pilihan untuk menjamin kerenyahan.
Produk-produk ini tidak hanya populer di kalangan konsumen lokal tetapi juga berpotensi untuk pasar yang lebih luas berkat kualitas dan inovasi dalam pengolahan makanan.

Owner Jaya Food Wiharto menyampaikan ” Saya sangat berharap budaya yang sudah berkembang sejak jaman dulu dapat di kembangkan lagi pada jaman sekarang ini dengan cara cara modern, namun tidak merubah dari cita rasa” ungkap nya.
Ia bertekad untuk mengembangkan usaha olahan ikan crispy ke seluruh kota kota besar bahkan bisa ke manca negara.

Dalam sebuah wawancara via WhatsApp Senin 14 April 2025, Wiharto menyatakan, bahwa produk-produk olahan ikan yang dihasilkan, seperti kerupuk dan camilan berbahan dasar ikan laut, telah mendapatkan sambutan positif dari konsumen di Cirebon.

“Saya ingin melanjutkan keahlian yang diwarisi dari ayah saya dan menjadikan produk ini sebagai kebanggaan daerah.” Lanjut Wiharto.
Namun, ia juga menghadapi tantangan dalam memperluas jangkauan pasar akibat kurangnya dukungan dari pemerintah daerah, permodalan, serta alat teknologi produksi.
Ia berharap adanya perhatian lebih dari Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk membantu pelaku UMKM .

Jaya Food saat ini memiliki kapasitas produksi antara 50 hingga 120 kg per hari. Kapasitas ini mencerminkan kemampuan mereka dalam memenuhi permintaan pasar untuk produk makanan yang dihasilkan. Peningkatan kapasitas produksi sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti teknologi yang digunakan dan efisiensi proses produksi ( Alat ) yang diterapkan dalam operasional sehari-hari.

Meningkatkan produksi dari 50 kg menjadi 120 kg per hari menghadapi beberapa tantangan khusus seperti : Keterbatasan bahan baku dan sumber daya manusia yang terampil dapat menghambat peningkatan kapasitas produksi.
Penerapan teknologi yang tepat dan mekanisasi proses produksi penting untuk meningkatkan efisiensi.
Meningkatkan kapasitas produksi juga memerlukan perbaikan dalam manajemen operasional, termasuk pengaturan waktu produksi.

( Hisam )