Literasi.co.id, Cirebon, 24 September 2025 – Kekecewaan warga Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, kembali mencuat. Akses jalan rusak yang semakin melebar, khususnya di kawasan Jalan Kali Lunyu, telah lama dikeluhkan warga. Namun ironisnya, keluhan ini baru direspons serius setelah viral di pemberitaan media.
Salah satu anggota DPRD Kota Cirebon dari Dapil 3, Een Rusmiati (Partai Hanura), yang notabene tinggal di wilayah Argasunya, akhirnya muncul menyikapi persoalan tersebut. Ia mengaku akan mengusahakan perbaikan jalan menggunakan anggaran jalur pokir (pokok pikiran) dengan mengagendakan pengerjaan pengecoran pada Oktober 2025.
Meski demikian, rencana itu hanya mencakup perbaikan dengan pengecoran sepanjang 92 meter saja, dengan alokasi anggaran Rp.200 juta. Jumlah ini dinilai warga terlalu kecil dibandingkan luas jalan yang mengalami kerusakan parah. “Kami berterima kasih, tapi masih belum puas. Masih banyak titik jalan rusak lain yang tidak tersentuh, padahal setiap hari kami tetap harus melintas,” keluh salah satu warga.
Pertanyaan besar pun muncul, mengapa anggaran pokir para anggota dewan bisa dialokasikan ke sektor proyek lain seperti pembangunan GOR dan program non-urgensi lainnya, namun kebutuhan mendesak berupa perbaikan jalan justru tidak diutamakan?
Seorang narasumber yang meminta namanya dirahasiakan menegaskan, persoalan ini menggambarkan lemahnya kontrol para wakil rakyat dalam mengawasi kebutuhan masyarakat. “Untuk masalah jalan rusak saja tidak terkontrol hingga terlanjur terbengkalai dan menjadi rusak parah. Kalau memantau ada permasalahan apa saja pasti tidak tahu. Lihat saja, masalah polusi air resapan sampah dari TPA Kopi Luhur saja tak ada satupun dari mereka yang hadir di tengah masyarakat,” ujarnya dengan nada kecewa.
Kritik semakin tajam karena hanya Een Rusmiati yang tampak bergerak setelah disorot media. Sementara, anggota DPRD lainnya dari Dapil 3 yang seharusnya menjadi garda terdepan memperjuangkan aspirasi warga Argasunya, justru tidak terlihat memberikan sikap berarti. Mereka adalah: Anita Tri Handayani (PPP) yang juga tinggal di Kelurahan Argasunya, Harry Saputra Gani (NasDem), Erry Yudistira Ramadhan (Golkar), Tresnawaty (Gerindra), dan Stanis Klau (PDIP).
Absennya para anggota dewan lainnya ini semakin menegaskan lemahnya kepedulian wakil rakyat terhadap permasalahan konstituennya sendiri.
Rilis ini menyoroti bahwa keberadaan anggota DPRD seharusnya bukan sekadar menempati kursi dewan, melainkan hadir nyata memperjuangkan kebutuhan paling mendasar masyarakat. Warga berharap, para wakil rakyat Dapil 3 segera membuktikan kinerjanya—tidak hanya bergerak setelah tersorot kritik media, melainkan sejak awal turun langsung mendengarkan aspirasi rakyat yang mereka wakili.
[ NIKO ]