Tradisi Muludan Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo Diserbu Ribuan Jamaah, Berebut “Ember Berkat”

Budaya, Edukasi, Religi923 Dilihat

Literasi.co.id, Cirebon, 11 September 2025 – Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo, yang berlokasi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, kembali menggelar tradisi tahunan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara ini digelar pada Kamis pagi (11/09) pukul 08.00 WIB di Masjid Agung Syaikh Anwarudin Kriyan, masjid bersejarah yang berada di dalam kompleks pesantren dan dikenal sebagai salah satu masjid paling unik di dunia karena memadukan ornamen seni budaya Jawa, China, dan Timur Tengah.

Dipimpin langsung oleh KH. Ma’dun, pengasuh utama pesantren sekaligus keponakan dari tokoh karismatik Mbah Fanani Dieng, acara Muludan atau Maulid Nabi ini menjadi magnet spiritual yang menyedot jamaah tiga kali lipat lebih banyak dibanding acara malam harinya. Ribuan masyarakat dari berbagai daerah, bahkan hingga luar kota, memadati area masjid dan sekitarnya.

Selain lantunan doa bersama, shalawat, dan pujian kepada Rasulullah SAW, yang menjadi daya tarik utama bagi jamaah adalah tradisi “Ember Berkat”. Tradisi unik ini telah menjadi ciri khas Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo. Jamaah yang hadir rela datang sejak pagi buta demi mendapatkan ember berkat berukuran besar yang biasanya hanya dibagikan kepada mereka yang berada di dalam masjid. Sementara jamaah di luar masjid tetap mendapat ember berkat berukuran kecil.

 

Setiap ember berkat berisi aneka buah-buahan, makanan kemasan, maupun sajian siap santap. Namun, bagi jamaah, nilai utama bukanlah pada isi ember tersebut, melainkan pada keyakinan bahwa membawa pulang ember itu sama dengan membawa “ember berkah”. Tradisi berebut ember berkat bukan sekadar berbagi makanan, melainkan simbol kebersamaan, semangat berbagi, dan mempererat tali silaturahmi antarumat.

KH. Ma’dun menegaskan bahwa esensi acara ini bukanlah tentang siapa yang memperoleh ember berkat, melainkan bagaimana jamaah hadir dengan penuh kecintaan kepada Rasulullah SAW, melantunkan shalawat, serta memohon keberkahan Allah SWT agar senantiasa diberikan ketentraman dan keselamatan.

Dengan membludaknya jamaah yang hadir, tradisi Muludan di Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu agenda keagamaan paling berkesan di Cirebon, sekaligus menjadi bukti nyata bagaimana kearifan lokal, tradisi pesantren, dan kecintaan kepada Rasulullah SAW bisa bersatu dalam harmoni spiritual dan budaya.

  [ NK/DD/EK ]